Thursday, January 8

Yang Kelat Itu Manis


YANG KELAT ITU MANIS

Tomahan terumpat,
telinga semakin bebat,
bergetar penat,
lantaran bahasa yang kelat.

Bicara jernih membuka erti,
penyambung dua gumpalan suci,
lawan jadi teman,
teman jadi sahabat.

Suara halilintar itu masih terdengar,
menikam diri,
menombak hati,
merah pudar tak berwarna,
melayang jauh nuansa.

Tiada pedang untuk ditarungkan,
tiada tembok untuk dipertahankan,
selagi hemah menjadi perisai,
mutiara sabar terus teruntai.

Biarkan bahasa itu berlalu,
kaki masih disitu,
kerana ilmu tetap harus diburu,
agar kelak menjadi kubu.

Nukilan,
Bushra

Wallahu`alam.

No comments:

Post a Comment